Image Processing From "Avatar"
By Victorious - Oktober 17, 2015
AVATAR
Seperti yang telah kita
ketahui, Avatar adalah film 3D yang menggunakan metode Live Action untuk
pengambilan gambarnya. Yang di maksud dengan Live Action yaitu, dimana sebuah karakter atau pemeran aslinya
adalah manusia (bukan animasi) lalu di ubah menjadi sebuah tokoh atau peran
yang di inginkan. Seperti dalam film Avatar ini, pemeran utama aslinya adalah
Jake Sully (Sam Worthington),
lalu di ubah menjadi sebuah tokoh yang di inginkan yaitu makhluk yang mirip
suku Na’vi yang disebut sebagai Avatar.
Film Avatar memang, film
garapan sutradara terkenal James Cameron ini bukan Cuma berhasil meraup
penonton terbanyak di seluruh dunia saat ini, tapi juga bikin orang kagum
dengan kecanggihan pembuatannya. Intinya, film yang dirilis akhir tahun 2009
itu sangat mengesankan. Nah, mau tahu
apa saja rahasia teknologi di balik pembuatan film yang naskahnya sudah
disiapkan sejak tahun 1994 tersebut? Intip, yuk!
TECHNOLOGY
NetApp
NetAPP
sebelumnya bernama Network Appliance, Inc., merupakan sebauh perusahaan
penyimpanan komputer dan manajemen data berhak paten yang berpusat di
Sunnyvale, California. Semua disk drive yang terhubung ke workstation NetApp disebut
dengan penyimpanan. Beberapa NetApp memiliki array RAID. RAID merupakan salah
satu tingkat abstraksi logika yang menggabungkan beberapa hard drive untuk
membentuk drive logika dengan besar ukuran / kehandalan / kecepatan. NetApp
memiliki berikut istilah dalam paradigma arsitektur penyimpanan seperti disk,
kelompok RAID, Plex, Agregat, Volume, Qtree, LUN, Directory,
dan File.
Server ini punya peran sangat penting dalam
penggarapan Avatar. WETA Digital menggunakan mesin penyimpanan data online
komputer ini karena mampu menyimpan data animasi CGI dan visual effect dalam jumlah yang sangat besar. Hingga RAM 104 Terrabytes
dan mampu menjalankan rendering
sampai 40 ribu CPU Core. Hingga gambar animasi beresolusi tinggi bisa
dikerjakan lebih detil dan lebih cepat, tentunya.
WETA
Digital
Weta Digital adalah
perusahaan digital visual efek yang berbasis di kota Wellington, Selandia Baru.
Weta Digital didirikan oleh sutradara dan produser asal Selandia Baru Peter
Jackson, Richard Taylor, dan Jamie Selkirk pada tahun 1993. Weta dibagi menjadi
2 bagian khusus: Weta Digital untuk digital visual efek dan Weta Workshop untuk
efek fisik. Nama "Weta" diambil dari nama serangga di Selandia Baru.
Awalnya Weta didirikan untuk memberikan visual efek film Heavenly Creatures karya Peter Jackson. Namun akhirnya perusahaan
ini berkembang cukup pesat dengan spesialisasi di digital visual efek. Perusahan
ini mampu menyediakan segala fasilitas komputer yang canggih, karyawan yang
berpengalaman, serta perlengkapan yang memuaskan untuk keperluan visual effect
dalam film Avatar.
Setelah Heavenly Creatures, Weta juga terlibat
penuh dalam pembuatan trilogi film Blocbuster, The Lord of the Rings, dan King Kong karya
Peter Jackson. Selain itu Weta juga terlibat dalam digital visual efek beberapa
film hit Hollywood: I, Robot, X-Men: The Last Stand,Eragon, Bridge to
Terabithia, Fantastic Four: Rise of the Silver Surfer, The Water Horse, Jumper,
The Day the Earth Stood Still, District 9 and The Lovely Bones.
3D
Fusion Camera
Selain kamera Virtual,
James Cameron juga punya kamera jenis baru yang canggih, namanya Fusion 3D
Camera. Artinya sih hanya Fusion
Camera, namun James Cameron memodifikasi kamera tersebut hingga menghasilkan
teknologi 3D Fusion Camera. Dengan begitu, kamera tidak hanya mampu menangkap
adegan dengan kualitas gambar beresolusi tinggi, tapi juga format 3D makin detail.
3D Fusion Camera ini terdiri dari 2 kamera yang digabung menjadi satu.
Kamera
ini bisa dibawa kemana-mana oleh Cameron saat syuting sedang berlangsung. Cara
kerja kamera 3D sama dengan cara kerja mata manusia. Jadi sudut pandang lensa
bisa didekatkan untuk fokus ke obyek yang dekat dan begitu juga sebaliknya. Hasilnya,
gambar jadi lebih nyata.
Syuting
Canggih Dengan Sensor
Kegiatan syuting film
Avatar boleh dibilang canggih, lho!
Suku Na’vi dalam film Avatar tidak
dibuat begitu aja lewat efek komputer. Gerakan yang dilakukan suku Na’vi ini benar-benar dilakukan oleh
aktor yang terlibat di filmnya. Para aktor melakukan adegan yang direkam oleh
140 kamera digital.
Aktor juga dipasangi banyak kamera yang sangat sensitif di
tubuhnya, sehingga mampu menangkap gerakan aktor sedetil mungkin, termasuk
memakai kamera kecil yang diletakan di kepala untuk bisa merekam berbagai
ekspresi wajah dan gerakan di muka. Jadi, ekspresi muka para aktor akan
terlihat sama dengan ekspresi suku Na’vi.
Saat beradegan tidur pun, Sam Worthington yang jadi pemeran Jake Sully tetap
memakai kamera tersebut. Hal ini dilakukan tentunya untuk mendapatkan ekspresi
muka Na’vi yang lebih maksimal.
Kamera itu kemudian akan mengirimkan data yang terekam ke komputer pusat.
Karena direkam dengan banyak kamera, sudut pengambilan gambar pun jadi banyak.
Cameron bisa melihat
semua bagian yang direkam menggunakan kamera virtual. Dari alat canggih ini dia
memilih sudut pandang gambar yang disukai. Hebatnya lagi, saat aktor sedang
melakukan adegannya, pada saat yang bersamaan di dalam layar kamera virtual
Cameron justru sudah terlihat suku Na’vi yang
sedang melakukan adegan.
Bagaimana bisa? Saat
syuting adegan tersebut, aktor yang berperan dalam film ini memakai pakaian
yang dilengkapi dengan sensor. Sensor ini untuk mendeteksi gerakan. Hasil
rekaman dari sensor ini digunakan sebagai dasar gerakan suku Na’vi dalam Avatar. Selain itu di layar
kamera virtual juga akan langsung terlihat setting tempat seperti Pandora.
Padahal pada kenyataannya tidak.
SPECIAL EFFECTS
1.
Virtual Cinematography
Virtual Cinematography
adalah efek khusus dalam film yang dibuat dengan komputer grafis. Bisa juga
memotret obyek asli untuk dibuat obyek 3D digital sebagai kreasi virtual
cinematography.
Cara kerjanya:
Hasil kreasi virtual 3
dimensi dimasukkan ke dalam mesin 3D bersama adegan yang diinginkan. Lalu
kreasi virtual 3D ditambahkan pada adegan sebelumnya. Bisa juga adegan yang sudah
ditambahi kreasi virtual 3D tadi, difoto ulang untuk mendapatkan adegan dari
sudut yang berbeda.
2.
Digital Compositing
Merupakan cara penggabungan
beberapa gambar menjadi satu. Bisa sama-sama berupa adegan atau adegan yang
disatukan dengan efek khusus. Contoh penggabungan adegan misalnya pada film
Forrest Gump dimana Forrest Gump berbicara dengan Presiden Nixon.
Cara kerjanya:
Menggunakan software
khusus yang dapat memisah-misahkan adegan seperti lapisan demi lapisan lalu
menumpuknya menjadi satu.
3.
Stop-Motion
Efek khusus yang
memanipulasi benda menjadi terlihat bergerak dengan sendirinya. Misalnya di
film Wallace And Gromit, karakter yang terdiri dari patung clay bisa bergerak
dengan sendirinya.
Cara kerjanya:
Benda yang akan dibuat
bergerak sebenarnya dibuat bergerak sedikit demi sedikit. Nah, gerakan demi
gerakan kecil tadi difoto dengan seksama pada sudut yang sama. Lalu keseluruhan
foto tadi diputar secara sekuen sehingga benda-benda tadi terlihat bergerak.
Secara prinsip, teknik ini mirip animasi, kok. Benda yang digunakan untuk
obyek bisa bermacam-macam tapi biasanya menggunakan clay sehingga sering juga
disebut claymation alias clay animation.
4.
Prosthetic Make Up
Efek khusus pada film
dengan menggunakan teknik-teknik make up sehingga didapatkan tampilan yang
diinginkan pada aktor. Misalnya make up tokoh Mystique film X-Men.
Cara kerjanya:
Dibuat cetakan khusus
dari bahan gypsum untuk wajah atau bagian tubuh yang diinginkan. Cetakan akan
diisi silikon yang akan mengeras dan ditempelkan ke wajah atau bagian tubuh
tertentu. Supaya lebih realistis, setelah ditempelkan di tubuh, nanti bahan silikon
ini akan diwarnai lagi berbarengan dengan make up si aktor.
5.
Computer Generated Imagery
Computer Generated Imagery adalah efek khusus
yang menggunakan perangkat lunak komputer 100% untuk menghasilkan gambar
seperti benda asli. Misalnya pada film Toy Story, keseluruhan karakter dan
setting dibuat dengan perangkat lunak komputer.
Dengan CGI ini, pembuat film
leluasa membuat setting apapun, misalnya setting pada film Avatar. Juga bisa
mengcopy atau memperbanyak gambar obyek. Misalnya film 300, terlihat seperti
film super kolosal yang melibatkan ratusan orang. Padahal orang yang terlibat
enggak begitu banyak dan hanya di-copy berulang-ulang.
Cara kerjanya:
Dibuat dulu model obyek
dengan clay yang akan dibuat dengan perangkat lunak komputer. Nantinya patung
clay ini akan dianalisa komputer. Supaya gambar dapat bergerak, komputer
animasi 3D menggabungkan model dari obyek dan gerakan yang sudah diprogram.
6.
Blue Screen/Green Screen
Aktor beraksi dengan
menggunakan latar belakang biru atau hijau. Warna biru atau hijau dapat diganti
dengan latar belakang lain, misalnya langit sehingga terkesan seperti terbang.
Cara kerjanya:
Sang aktor beraksi di
depan kamera seperti gerakan yang diinginkan. Tapi ia berdiri di latar belakang
berwarna biru atau hijau. Latar belakang warna biru dihilangkan untuk
“ditempel” dengan adegan main, misalnya awan atau pemandangan tertentu. Si
aktor jadi tampak terbang.
7.
Animatronics
Efek khusus yang
menggunakan robot atau boneka yang digerakan secara elektronik atau robotic.
Keunggulannya, lebih alami ketimbang CGI karena merupakan benda nyata.
Cara kerjanya:
Obyek yang diinginkan
dibuat dengan teknologi animatronic. Misalnya dinosaurus atau monster. Nah,
obyek ini biasanya berkulit silikon atau lateks yang diwarnai sehingga sangat
mirip aslinya. Agar terlihat alamiah, dipakai teknologi robotik agar gerakannya
mirip aslinya.
8.
Camera Slow/Camera Freeze
Efek khusus yang
menimbulkan efek seperti kita bisa memutari sang aktor pada adegan tertentu.
Misalnya pada film The Matrix.
Cara kerjanya:
Aktor berdiri di
tenggah dan dalam posisi diam. Kamera disiapkan dalam jumlah banyak dan
mengelilingi sang aktor. Saat “action!”,
kamera secara bersamaan atau bergantian merekam. Gambar ini disatukan di
komputer sehingga minimbulkan efek seperti kita mengelilingi si aktor.
9.
Motion Capture
Motion Capture adalah teknik
digital gerakan benda nyata, biasanya manusia. Aktor mengenakan kostum hitam
dengan titik-titik putih, dijahit pada sambungan-sambungan badan.
Cara Kerjanya:
Aktor tersebut bergerak
atau berakting di depan satu atau lebih kamera. Film mentransfer dari kamera ke
komputer yang memiliki program Motion Capture. Program Motion Capture hanya
melihat titik atau bola putih, ia tidak menghiraukan yang lainnya. Program
menghubungkan titik dengan garis titik, berlaku sebagai sendi dan garis berlaku
sebagai tulang. Kini kita telah mendapatkan manusia lidi yang dapat bergerak
sesuai dengan gerakan yang dibuat oleh aktor. Manusia lidi inilah yang menjadi
kerangka dalam pembuatan animasi selanjutnya.
BEHIND
THE SCENE
Di
bawah ini adalah video behind the scene dari film avatar. Kita dapat melihat
langsung pembuatan film tersebut dan melihat lebih jelas proses dan alat-alat
yang di gunakan.
Behind The Scene 1
Behind The Scene 2
Behind The Scene 3
ABOUT AVATAR
Sebuah produksi film
besar, tentu tidak lepas dari biaya yang besar juga, begitu juga dengan
Avatar. Berikut ini angka-angka yang berseliweran dalam produksi Avatar.
- 4 tahun waktu pembuatan planet Pandora dan makhluknya dalam bentuk animasi.
- 31 hari dihabiskan kru film Avatar untuk berkonsentrasi menyiapkan produksi di Los Angeles. Berikutnya, 31 hari lagi untuk pengambilan gambar.
- 500 Juta Dollar adalah biaya yang dihabiskan untuk membuat film canggih tersebut.
- 3.000 orang dikerahkan untuk menciptakan film fenomenal ini, mulai aktor, kru, sampai yang terbanyak adalah animator.
- 10.000 komputer dipakai selama pengerjaan Avatar. Bukan Cuma untuk urusan animasi, tapi juga pengerjaan special effect lainnya.
- 2.600.000.000 Dollar adalah uang yang dihasilkan dari tiket bioskop film Avatar di seluruh dunia.
Di balik kecanggihan
dalam film avatar, terdapat sutradara
yang hebat. James Francis Cameron atau biasa disebut dengan James Cameron,
Sutradara asal Kanada berkebangsaan
Kanada yang memenangkan nominasi Academy Award. James Cameron sempat mengaku
tak tertarik membuat film lainnya selain "Avatar". James pun ingin
memfokuskan diri pada "Avatar" dan berencana membuat filmnya hingga
yang ke-4. Selain itu, James juga memberikan sedikit bocoran tentang Avatar 2
dimana film tersebut nantinya akan terasa jauh berbeda dari sebelumnya setelah
melakukan pengembangan software dan metode pengerjaan selama 18 bulan.
James merasa sangat yakin
dengan pengembangan itu meskipun belum pernah ada yang melakukannya.. James
telah menghabiskan banyak waktunya untuk menggarap film avatar. Dalam kurun
waktu 16 tahun ia telah melakukan 8 ekspedisi untuk mengeksplorasi laut untuk
membuat film ini. james mengaku film avatar ini menjadi sebuah wadah dimana ia
bisa mengatakatan apapun yang ada dipikirannya dan dapat melakukannya dengan
cara yang sangat menghibur.
Source :
1. Walking Magazines
2. Walking Magazines
3. Final Fantasy Girl
4. Angka Tiga Belas
5. 21 Cineplex
0 komentar