HARI
PAHLAWAN
Hari Pahlawan 10
November 1945 merupakan peringatan tahunan untuk memperingati Pertempuran
Surabaya, dimana pasukan-pasukan pro kemerdekaan Indonesia bersama para milisi
bertempur melawan pasukan Inggris dan Belanda sebagai bagian dari Revolusi
Nasional Indonesia. Pertempuran Surabaya yang menjadi latar belakang sejarah
Hari Pahlawan 10 November 1945 sendiri mencapai puncak pada bulan tersebut,
dimana terjadi pertempuran yang dianggap sebagai pertempuran revolusi paling
berat dan kemudian menjadi simbol perlawanan bagi tentara Indonesia.
Pertempuran yang dianggap sebagai sebuah aksi heroik ini membantu menggembleng
rakyat Indonesia dan sokongan dari pihak internasional untuk Indonesia.
Pertempuran Surabaya ini terjadi dari tanggal 27 Oktober hingga 20 November
tahun 1945 dengan jumlah tentara 20.000 infanteri dan 100.000 pasukan milisi di
sisi Indonesia, sementara pihak Inggris menyerang dengan 30.000 pasukan
ditambah dengan tank, pesawat, dan kapal perang.
Sejarah Peringatan Hari
Pahlawan Nasional 10 November 1945 tidak akan dimulai jika pada tanggal 17
Agustus tahun 1945, Soekarno dan Hatta tidak mendeklarasikan kemerdekaan
Indonesia di Jakarta 2 hari setelah menyerahnya kekaisaran Jepang pada perang
Pasifik. Berita tentang kemerdekaan ini kemudian menyebar ke seluruh kepulauan,
membuat masyarakat Indonesia merasakan sebuah kebebasan dimana mereka kemudian
menjadi pro-republik. Dalam beberapa minggu setelah itu, terjadi sebuah
kekosongan kekuatan baik dari luar maupun dalam Indonesia, menciptakan atmosfir
ketidak pastian dan kesempatan bagi beberapa pihak. Benar saja, hal ini
digunakan oleh sekelompok pasukan Belanda yang dibantu oleh beberapa pasukan
Jepang untuk menaikkan bendera Belanda di luar Hotel Yamato pada tanggal 19
September 1945. Hal ini membuat tentara milisi Indonesia murka, dimana mereka
menghabisi pasukan gabungan kecil milik Belanda dan Jepang demi merobek bagian
biru dari bendera Belanda tersebut. Karena kekacauan ini, salah satu pemimpin
kelompok Belanda yang bernama Mr Ploegman ikut terbunuh.
Perang Surabaya yang
nantinya akan menuliskan sejarah Hari Pahlawan Nasional 10 November 1945 sudah
menyalakan api kecilnya ketika seorang Komandan senior Jepang di Surabaya yang
bernama Shibata Yaichiro memutuskan untuk mendukung Republik dan menyatakan
bahwa ia siap membantu Indonesia dengan suplai persenjataan. Sayangnya pada
tanggal 3 Oktober Shibata menyerah kepada kapten AL Belanda, dimana ia kemudian
memerintahkan tentaranya untuk memberikan senjata mereka yang tersisa kepada
rakyat Indonesia. Seharusnya, rakyat Indonesia memberikan senjata-senjata
mereka kepada sekutu, tapi mereka menolak melakukan hal tersebut.
Pertempuran Surabaya
yang melatar belakangi sejarah Hari Pahlawan Nasional 10 November 1945 memasuki
babak baru pada tanggal 26 Oktober 1945 saat A.W.S. Mallaby mencapai sebuah
kesepakatan dengan Mr Suryo yang saat itu menjadi gubernur Jawa Timur bahwa
tentara Inggris tidak akan menyuruh tentara atau milisi Indonesia untuk
menyerahkan senjata mereka.
Kesimpulan :
Hari Pahlawan yang jatuh pada setiap tanggal 10 November merupakan salah satu peristiwa yang tidak terlupakan untuk bangsa Indonesia ini, karena merupakan peringatan tahunan memperingati Pertempuran Surabaya yang di mana pasukan-pasukan kemerdekaan Indonesia bertempur melawan pasukan Inggris dan Belanda sebagai bagian dari Revolusi Nasional Merdeka, beberapa pahlawan yang sangat dikenang dan dihormati seperti Bung Tomo, lalu A.W.S. Mallaby yang wafat karena pertempuran memperjuangkan kemerdekaan Indonesia pada saat itu, dan juga Komandan senior Jepang di Surabaya yang bernama Shibata Yaichiro ikut serta mendukung Republik dan membantu proses kemerdekaan Indonesia, dan itu semua adalah sejarah besar bagi bangsa Indonesia, karena saat itu banyak orang Indonesia yang gugur pada peristiwa itu, setelah kejadian itu Ir.Soekarno berpendapat bahwa generasi Indonesia akan lebih sulit kedepannya, karena yang akan mereka hadapi bukan musuh, melainkan bangsa Indonesia sendiri.
Sumber : Wikipedia.
0 komentar